Selasa, 17 Mei 2011

manfaat jahe merah

Jahe merah
Taukah anda tentang jahe merah. Bangsa cina telah menggunakan jahe merah untuk pengobatan teradisional, contoh untuk mengobati fungsi limpah kecil, lambung , dan ginjal. Sedangkan dalam pengobatan arab, jahe merah untuk menghanatkan, melembutkan perut dan mengatasi masalah pencernaan , seperti kembung keracunan makanan sembelit.
Meskipun jahe merah cukup baik untuk mengobati beberapa jenis penyakit, tapi bagi penderita penyakit maag harus berhati-hati karna kandungan gingerol-nya bias mengakibatkan lambung panas teriritasi, sehingga menambah kan keronis penderita maag.

Aku disampingmu

Aku disampingmu
Kulihat engkau diam terlarut hening dalam sepi hati mu. Ku tau kau lelah berat untuk melangkah kemana arahmu.
Tenaglah-tenang aku di sampingmu salu ada menjagamu. Tenang lah-lahtenang aku disisimusalu ada menuntun mu
Pejamkan mata janganpernah ragu untuk melangkah. Raihlah semua anggan dan mimpimu inilah waktumu .
Tenanglah-tenang aku di sampingmu salu ada menjagamu.. tenaglah-tenag aku di sisimu salu ada menuntunmu .
Sandarkan lah palamu di bahuku dan menagis lah

perekonomian indonesia masa depan

Perspektif Masa Depan Perekonomian Indonesia
M. Jusuf Kalla
Wakil Presiden Republik Indonesia.

Saya ingin menyampaikan terima kasih atas kesempatan untuk menghadiri pertemuan ini yang tentunya sangat positif dan sangat memberikan harapan akan pertumbuhan dan pencapaian tujuan-tujuan kita pada hari ini dan masa datang.

Saudara-saudara sekalian, tadi pagi secara teknis, sudah banyak berbicara tentang harapan ekonomi Indonesia yang tentunya kita harapkan akan lebih positif. Saya tahun ini beberapa kali ke luar negeri melihat banyak kemajuan di banyak negara, mulai dari India, China, dan Jepang. Saya tidak pernah sangsi bahwa kita ini seharusnya dan memang seharusnya bekerja lebih baik supaya kita bisa lebih maju sejajar dengan banyak negara. Saya pikir tidak banyak negara memilliki kemampuan sebaik kita. Karena itu, pada tahun-tahun ini kita harus menyelesaikan masalah-masalah itu. Apabila masalah-masalah itu sudah kita selesaikan, tentu kemajuan itu akan lebih mudah kita capai.

Krisis moneter dan perbankan terjadi 10 tahun yang lalu. Bisa kita katakan bahwa sejarah perkembangan ekonomi itu sama dengan sejarah perpolitikan. Pada tahun 1950-an sampai 1960-an politik kita itu sangat liberal, karena itu ekonomi kita terbuka juga. Waktu zaman Bung Karno politik kita mulai otoriter. Kemudian juga zaman Pak Soeharto yang mula-mula demokratis, kemudian menjadi otoriter, maka ekonomi kita juga menjadi sangat monopolitis, baik oleh negara maupun swasta. Namun, 10 tahun terakhir ini pemerintah kita sangat demokratis dan ekonomi juga sangat terbuka. Jadi selalu ada hubungannya antara politik dan kebijakan ekonomi.

Kita sekarang berada dalam kondisi yang sangat terbuka dan sangat bersaing. Namun, kenapa ekonomi kita berkembang agak lambat setelah krisis dibandingkan dengan negara-negara lain? Tentu karena kita mengerjakan dua hal, yaitu perbaikan ekonomi, recovery ekonomi dan sekaligus melakukan reformasi terhadap masalah-masalah seperti demokrasi, desentralisasi, dan juga tentu keterbukaan media secara bersamaan. Memang tidak mudah.

Kita juga sudah banyak membahas, banyak mengetahui bagaimana kebijakan-kebijakan mengatasi masalah-masalah tersebut. Hampir 10 tahun kita banyak bergelut dengan masalah-masalah politik. Secara ekonomis kita juga kadang-kadang tidak efisien, namun demikian dewasa ini masalah-masalah pokok itu telah banyak yang kita selesaikan.

Pertumbuhan kita tentu sangat baik walaupun agak lamban. Ketika krisis, pertumbuhan ekonomi kita naik 2, 3, 4, 5, 6% dan tahun ini menjadi 6,3% yang kita harapkan. Soal kebijakan pemerintah kita, kita balik persoalannya, kita menentukan dulu kita mau apa. Saya mengatakan tahun depan ekonomi kita harus tumbuh minimum 7%, dan tahun berikutnya kita tumbuh minimum 8%. Itu harus kita tetapkan. Kemudian kita bekerja berdasarkan target-target itu, karena tanpa target-target itu, agak sulit kita mencapai apa yang sudah kita targetkan.

Kita tidak boleh menerima nasib saja. Selama ini kita hanya menerima nasib, pokoknya inflasi sekian, kemudian harga minyak sekian, penduduk sekian, investasi sekian, kalau begitu kita hanya bisa tumbuh 5%. Sekarang kita berubah, kita tentukan dulu maunya berapa, baru kita urut ke bawah dan kita harus mencapai itu dengan segala upaya. Dan saya optimis dengan cara tersebut, jauh lebih besar target yang harus kita capai.

Memang bekerja dalam suasana terbuka begini tidak terlalu mudah, apa saja salah. Kadang-kadang malah kita sendiri suka mencederai keadaan kita sendiri, apa pun dianggap salah, apa pun yang dilakukan pemerintah salah. Pemerintah sekarang ini akan berjalan sesuai keyakinannya. Bahwa suatu hal dianggap benar atau tidak benar itu urusan kedua. Itu yang harus kita jalankan selama kita melangkah sesuai aturan-aturan yang ada.

Nah, apa yang sulit dalam menggerakkan ekonomi kita? Anda pengusaha, saya juga tentu masih berpikir saya pengusaha. Mari kita berpikir, “Kenapa kita tidak bisa tumbuh sebaik bangsa lain? Apa yang tidak kompetitif dari kita?” Yang paling sering kita ucapkan, pertama, yang tidak kompetitif dari kita adalah infrastruktur. Kenapa? Karena selama 10 tahun kita tidak membangun banyak jalan, kita tidak membikin banyak pengairan, kita tidak membangun banyak airport, hampir-hampir kita hanya mengatasi tsunami dan gempa bumi yang begitu dahsyat itu.

Yang kedua, karena sebagian besar anggaran negara harus masuk ke sini mulai tahun ini sampai tahun depan. Tahun depan mungkin kita kehabisan kontraktor, kehabisan alat berat untuk membuat jalan, membuat pengairan, dan macam–macam. Kalau tahun ini anggaran pembangunan hanya Rp 20 triliun, tahun depan kita akan mengatur kira-kira 2 kali lipatnya. Harus kita jalankan itu dan kita mampu menjalankan itu.

Yang ketiga, karena bunga kita terlalu tinggi. Banyak orang mengatakan, “Bagaimana caranya, menstabilkan moneter, ditetapkan bunga tinggi, justru terbalik. Bunga tinggi kan akhirnya juga menyebabkan inflasi. Karena itu, kita berusaha menurunkan bunga tersebut. Akhirnya, sekarang bunga sudah turun. Untuk itu, target kita harus single digit. BI rate sekarang sudah single digit sehingga kita bisa bersaing dengan negara lain. Akhir tahun ini saya berharap setidak-tidaknya sebagian besar sudah bisa dicapai.

Berikutnya masalah listrik. Sekarang ini kita mengajak orang untuk melakukan investasi. Namun, listrik di Medan kurang, listrik di Jawa kurang. Selama 10 tahun kita tidak membangun cukup listrik. Karena itulah kita mengadakan crash program listrik secara besar-besaran. Dibutuhkan Rp 70 triliun untuk menyelesaikan itu dan kita selesaikan itu. Artinya sampai tahun 2009 setidak-tidaknya semua listrik ini akan selesai.

Setelah itu tentu masalah di luar. Apa yang dulu menghalangi kita dalam pembangunan? Konflik di mana-mana. Sekarang, tidak ada lagi konflik, ada riak-riak tapi itu bukan konflik. Sejak dulu, sejak saya menjadi Menteri, di Ambon, Poso, Kalimantan, di Timor Timur, di Aceh terjadi konflik. Sekarang, kita bersyukur bahwa masalah ini semua sudah dapat diselesaikan. Politik juga jauh lebih tenang, bahwa ada interpelasi itu memang justru di situ tempatnya, biar saja di situ, jangan di luar itu.

Saya yakin semua masalah eksternal ini dapat kita atasi dengan baik. Untuk dapat mengatasi dengan baik masalah politik yang merupakan masalah fundamental dan masalah ekonomi, tentu kita harus melihat kekuatan kita. Kekuatan kita dari sisi pertumbuhan ekonomi. Kita tahu semua, pertumbuhan ekonomi memerlukan kesediaan dari pihak pemerintah, swasta, dan tentu saja didukung foreign investment. Investasi pemerintah tergantung dari APBN.

Masih ada sisa krisis yang luar biasa, yaitu harus membayar bunga, dan juga subsidi yang besar. Artinya, masih cukup besar, karena itu kita menaikkan harga BBM. Walaupun harga BBM sudah dinaikkan 100% lebih, masih besar subsidi kita. Yang harus dibayar saja kurang lebih hampir 40% dari total penerimaan negara, berupa kewajiban yang harus dibayar seperti subsidi, beban bunga, dan cicilan utang luar negeri.

Namun, karena ekonomi juga terus berkembang, pajak juga naik, maka tentu kemampuan kita untuk membiayai pembangunan itu juga lebih baik. Walaupun persentasenya kurang dibandingkan dengan sepuluh tahun yang lalu, secara nominal jauh lebih baik daripada sebelumnya. Kemampuan membangun pemerintah walaupun secara persentase masih rendah tapi secara nominal kita harapkan tahun depan bisa mencapai Rp 200 triliun. Antara belanja modal dan belanja barang, Rp 150 triliun dan Rp 180 triliun. Itu memberikan gambaran bahwa kita mempunyai kemampuan yang baik untuk mengatasi masalah-masalah investasi pemerintah. Apabila investasi itu memberikan multiplier effect kepada dunia usaha maka saya yakin bahwa pembangunan akan terus bergulir.

Sering orang berkata, Jakarta ini macet dan listrik susah. Sebenarnya, tanpa membaca statistik pun kita tahu bahwa itu adalah kemajuan. Kalau Jakarta tidak macet, bahaya malah, artinya orang tidak bergerak di Jakarta ini, justru ekonomi tidak bergerak. Macetnya Jakarta itu berarti terjadi pertumbuhan ekonomi, hanya saja infrastrukturnya tidak di-manage dengan baik.

Sama dengan listrik yang makin susah karena semua orang sudah menggunakan AC, termasuk pabrik-pabrik. Jadi, bukan listriknya yang kurang tapi demand-nya yang naik dibandingkan supply-nya. Ini juga merupakan kesempatan bagi kita semua untuk melaksanakan pembangunan.

Selain itu, infrastruktur untuk jalan raya memang selama 10 tahun terakhir ini tidak kita bangun dengan baik dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Kita baru mempunyai kesempatan 2-3 tahun terakhir ini untuk melaksanakan itu semua. Dan saya yakin akan mempunyai dampak yang besar.

Enam bulan lalu kontrak jalan tol saja orang tidak mau melihatnya, sekarang orang berebutan cari kontrak jalan tol untuk melaksanakan pembangunannya. Itu memberikan rasa optimis yang sangat besar. Hari ini bank juga berlomba untuk membiayai jalan tol. Tidak lagi seperti dulu, memberi dorongan atau bahkan marah sekalipun, tidak didengarkan. Sekarang ini dengan marah, akhirnya mereka mau mengerti persoalannya, sehingga sekarang orang berebutan kontrak jalan tol.

Kalau dulu banyak orang berebut cari kontrak komunikasi, sekarang orang berebut cari kontrak jalan tol, berebut cari kontrak air minum, berebutan cari kontrak airport untuk dibangun hari ini. Jadi, hal ini juga merupakan tren yang sangat bagus. Untuk kontrak listrik, juga sama, begitu IPP dibuka, semua ingin mendapat konsensi listrik, jadi itu sebenarnya suatu kesempatan yang besar.

Lalu, di mana kekuatan ekonomi Indonesia selanjutnya? Sebenarnya, kekuatan Indonesia terletak pada kelemahan ekonomi dunia. Hari ini ekspor kita naik terus. Apa kelemahan ekonomi dunia? Kelemahan ekonomi dunia sederhana, energi dan komoditi yang terbatas, juga metal.

Ada tiga kekhawatiran dunia dan kekhawatiran dunia itu merupakan keuntungan Indonesia. Tidak banyak negara yang mempunyai tiga hal ini. Coba kita lihat, adakah negara yang punya energi, juga punya komoditas, dan sekaligus punya logam atau metal utama? Dulu dunia takut akan kehabisan 3 hal ini, dan justru kita mempunyai kekayaan itu. Kita punya metal, kita punya minyak, kita punya batubara, kaya dengan sumber alam. Ini semua menjadi suatu kekuatan yang besar. Setiap kali kita naikkan harga minyak satu dollar, orang ketakutan. Kita lupa sekarang sudah berapa harga minyak di dunia, karena kita sudah stabil di antara harga itu dengan harga baru kita.

Setiap kenaikan subsidi dibayar oleh setiap kenaikan harga minyak. Jadi, kita tidak lagi banyak terpengaruh oleh tempat lain. Kalau gas Natuna dan Cepu sudah selesai, maka kita akan kembali menikmati surplus energi, dan tahun depan kita akan mengalami surplus energi yang lebih besar lagi. Jadi, kita mempunyai income yang cukup besar di situ.

Kedua, komoditas. Kita memang bermasalah dengan minyak goreng. Namun, itu 30% dari masalah dan 70% adalah keuntungan, karena harganya naik, yang kita butuhkan dalam negeri adalah 30%, maka kita cocok dengan pajak ekspor. Itu menggambarkan bahwa pertanian kita akan menjadi kekuatan. Pada saat orang mengemukakan green economy, atau apa saja namanya yang green-green itu, otomatis komoditas akan baik harganya. Karena itulah, ke depan harga CPO naik, ke depan kakao naik, kopi naik, apa saja. Dengan begitu, komoditas itu akan menjadi kekuatan ekonomi. Sulit sekali membayangkan bahwa gula akan turun akibat bikin etanol, jagung pasti naik, karena bikin etanol atau gasohol. Nah, itu semua adalah kemampuan kita untuk mendapat hasil yang lebih baik.

Jadi, saya pikir, yang berusaha di bidang pertanian tidak akan rugi, walaupun komoditas selamanya turun naik, selalu pada tren yang lebih tinggi. Itu semua akan memberikan kita suatu hasil yang lebih baik. Kemudian, apakah kehausan dunia? Kita tahu semua bahwa dunia haus metal. Apa pun orang makan hari ini, nikel, copper, iron ore, bauksit, mau alumina, apa saja yang sekarang dihasilkan, semua dibeli dunia ini. Nah, tidak ada satu pun pulau kita yang tidak punya hasil itu. Mau nikel ada di Sulawesi, mau alumina ada Sumatera, iron ore, mau bauksit, mau copper. Karena itu, kebijakan pemerintah ke depan ialah harus mempunyai added value dalam negeri. Dalam undang–undang yang baru, kita harus mempunyai smelter atau peleburan logam yang kuat di bidang ini. Kita tidak mau lagi ekspor bijih, kita beri waktu 2 tahun untuk membangun smelter dalam negeri sehingga memberikan added value.

Sekarang harga komoditi tersebut sudah ditentukan oleh seller market bukan buyer market. Kita memperbaiki kondisi internal sehingga tercapai pertumbuhan yang lebih tinggi. Dengan kondisi sosial yang stabil, dengan perbankan yang lebih agresif, dengan likuiditas yang baik, dengan tren harga dunia yang kita punyai, justru pertumbuhan akan naik terus.

Saya pikir tidak banyak negara yang nantinya bisa menyamai optimisme pertumbuhan kita. Kita semua sebagai pengusaha di sini, tentu, harus mengantisipasi jauh-jauh hari karena siapa yang cepat mengambil langkah-langkah itu, maka ia akan mendapat manfaat yang besar.

Pemerintah akan konsisten menuju ke situ, tapi dibutuhkan back-up, berupa pendidikan yang baik, pelatihan yang baik, diplomasi yang baik, services yang baik, dan sebagainya. Semua itu adalah efek dari keharusan kita untuk membangun ekonomi kita ke depan.

Saya mengatakan kepada teman-teman di kabinet bahwa pada masa yang akan datang kita akan mempunyai angka magic 7%. Kenapa 7%? Tujuh persen itu yang akan dicapai, saya yakin bisa dicapai tahun depan. Itu praktisnya akan mengurangi pengangguran, kemiskinan, dan lebih menstabilkan keadaan, akan memperbaiki pendidikan. Nantinya akan lebih mudah naik ke angka 8%, ke 9%. Namun, ada yang bertanya apakah itu bisa dicapai? Pada zaman Pak Harto saja bisa dicapai, masa’ zamannya harga-harga yang lebih baik dan sebagainya tidak bisa dicapai? Kita memang masih ada beban akibat krisis, tapi secara nominal kita lebih baik daripada masa lalu. Nah, itulah kira-kira gambaran ke depan yang secara bersama-sama kita yakin dapat dicapai oleh bangsa ini.

Melihat India dan Cina yang begitu kering, begitu tandus, dan dengan birokrasi yang tidak lebih baik dari birokrasi kita. Saya selalu menceritakan bahwa di India, untuk mengecat rumah saja, harus meminta izin ke wali kota. Kenapa rumah di India banyak yang kumuh, karena untuk mengecat rumah butuh izin yang maksimum 6 bulan baru keluar; kalau rumah biasa perlu waktu satu tahun. Jadi tidak usah dicat saja supaya jangan ada urusan dengan wali kota. Kita kan tidak seperti itu. Artinya, setidak-tidaknya secara umum kita mempunyai birokrasi yang baik daripada birokrasi di India. Kalau negara itu bisa tumbuh 8%, 9%, masa’ kita tidak bisa. Di mana kelebihan India? Kelebihan negara itu adalah pada enterpreneurship. Apa pun yang ingin kita capai, tanpa enterpreneurship, tidak akan terjadi karena kita sudah tidak lagi menganut otoritas negara yang terlalu kuat di mana-mana. Walaupun, sementara ini, tren terbesar masih BUMN. Untuk membangun infrastruktur, kita masih kembali ke BUMN, karena itulah yang paling siap dewasa ini, apakah itu Jasa Marga, apakah itu perusahaan negara lain, atau swasta yang kini juga sudah mulai masuk secara besar-besaran. Kita ingin membangun perlistrikan, ya harus PLN lagi, tapi swasta sekarang ini mengisi semua itu dengan IPP dan sebagainya dan mulai timbul fair competition di sini.

Saya yakin optimisme yang didasari oleh kemampuan nasional akan menjadi kekuatan kita. Sekali lagi, kekhawatiran atau kebutuhan negara-negara industri adalah justru menjadi kelebihan kita, itu bisnis kita. Mereka membutuhkan apa yang kita punya. Karena itu, kita manfaatkan secara maksimum, dengan investasi yang benar.

Kita tidak akan mengulangi sejarah masa lalu ketika kita mengobral dengan harga apa adanya. Itu tidak terjadi lagi, zaman itu tidak ada lagi. Pokoknya, kalau mau menciptakan sesuatu dengan added value di Indonesia, maka lakukan investasi dengan betul. Pemerintah tidak akan banyak memberikan halangan, asalkan memberikan nilai tambah employment, meningkatkan ekspor. Dengan itu saya yakin bahwa itu akan dapat kita capai.

Itu adalah challenge kita atau tantangan kita, dan tantangan yang menurut saya tidak sulit. Namun, yang sangat penting ialah Anda semua berlaku sebagai entrepreneur dan juga sebagai suatu tonggak dari semua yang kita rencanakan ini. Kemarin saya membaca, kenapa entrepreneur di Asia Tenggara ini tidak efisien, masih sangat tergantung kepada akses pemerintah untuk maju, tidak dengan dasar industri yang kompetitif, atau sektor riil yang kompetitif, walaupun zamannya memang sudah harus begitu kompetitif itu. Saya yakin dengan kemampuan Anda semua, ini semua dapat kita laksanakan dengan sebaik-baiknya untuk masa depan kita semua, masa depan bangsa ini. Dan yang penting juga tentu pertumbuhan ekonomi kita secara keseluruhan. Itulah harapan saya, dan sekali lagi terima kasih.

Sumber : http://www.setneg.go.id/index.php?Itemid=222&id=2804&option=com_content&task=view

pembangunan daerah

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Pembiayaan untuk daerah tertinggal nampaknya mengalami kenaikan pada era Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II (KIB-2). Sekurang-kurangnya ada 2 (dua) sumber, yakni dari APBN dan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari berbagai Badan Usaha Milik Negara maupun Badan Usaha Milik Swasta (BUMN/S).
Berdasarkan evaluasi tahun ini, indikasi aliran dana APBN ini diantaranya adalah untuk program di bidang operasionalisasi kebijakan pada Percepatan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Daerah Tertinggal (P2IPDT). Kemudian, Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK), dengan tujuan melakukan pemberdayaan masyarakat dan pemulihan kondisi sosial ekonomi di daerah-daerah pasca konflik.
Selanjutnya, Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal (P2KPDT), dengan tujuan mengembangkan kawasan produksi untuk penguatan perekonomian lokal di daerah tertinggal. Berikutnya, untuk kegiatan Percepatan Pembangunan Pusat Pertumbuhan Daerah Tertinggal (P4DT), Percepatan Pembangunan Sosial Ekonomi Daerah Tertinggal (P2SEDT) dan Percepatan Pembangunan Wilayah Perbatasan (P2WP).
Hingga tahun ini masih ditemukan beberapa permasalahan yang menjadi kendala dan hambatan dalam pembangunan daerah tertinggal. Hambatan tersebut diantaranya Pertama, masih terdapat kesenjangan (disparitas) pembangunan antar wilayah yang ditandai dengan adanya wilayah-wilayah tertinggal.Kedua, perhatian pembangunan kawasan perbatasan yang masih menitik beratkan pendekatan keamanan dibanding kesejahteraan. Ketiga, permasalahan aspek pengembangan ekonomi lokal yaitu keterbatasan pengelolaan sumber daya lokal dan belum terintegrasinya dengan kawasan pusat pertumbuhan.
Keempat, permasalahan aspek pengembangan sumber daya manusia yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia. Kelima, permasalahan aspek kelembagaan, terutama rendahnya kemampuan kelembagaan aparat dan masyarakat.Keenam, permasalahan aspek sarana dan prasarana terutama transportasi darat, laut, dan udara, telekomunikasi, dan energi, serta keterisolasian daerah. Ketujuh, permasalahan aspek karakteristik daerah terutama berkaitan dengan daerah rawan bencana (kekeringan, banjir, longsor, kebakaran hutan, gempa bumi, dll) serta rawan konflik sosial.
Fokus pembangunan daerah tertinggal dalam rangka percepatan pembangunan daerah tertinggal KPDT telah menetapkan tema Green Development. Tema tersebut sebagai spirit dan orientasi pembangunan daerah tertinggal yang meliputi Pertama, Green Energy melalui kegiatan P2IPDT dengan target terbangunnya infrastruktur di 148 Kabupaten;Kedua, Green Estate melalui kegiatan P4DT dengan target pengembangan pusat pertumbuhan di 20 Kabupaten, dan melibatkan 816 kelompok masyarakat.
Ketiga, Green Bank melalui kegiatan P2KPDT dengantarget pengembangan kawasan produksi di 105kabupaten, 360 desa dengan melibatkan 1.440 kelompokmasyarakat.Keempat, Green Movement melalui kegiatan P2SEDT dengan target penguatan kelembagaan masyarakatdi 148 Kabupaten, melibatkan 1.480 kelompok masyarakatdan 14.800 kader penggerak pembangunan.Kelima, Green Belt melalui kegiatan P2WP dengan target pengembangan daerah perbatasan di 18 Kabupatendan P2DTK di 8 provinsi, 32 Kabupaten, 186 kecamatan, 2496desa, serta dilaksanakan fokus kegiatan Desa.
Dana CSR Daerah Tertinggal
Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faishal Zaini meminta dunia usaha mengarahkan dana tanggung jawab sosial perusahaannya (Corporate Social Responsibility, CSR) untuk daerah tertinggal. Hal itu dikemukakan saat berdialog dengan sejumlah pengusaha dari perusahaan besar di kantornya, di Jakarta, pertengahan bulan Maret 2010 lalu.Bahkan, ke depan menargetkan 65 persen pembiayaan pembangunan daerah tertinggal diambil dari dana CSR. Potensi dana CSR di Indonesia mencapai Rp9,7 triliun, jika pemanfaatannya tepat, maka masalah ketertinggalan bisa dipecahkan.
Kementerian PDT, pada dasarnya, memiliki data lengkap tentang daerah tertinggal, termasuk potensi dan masalah yang dihadapi, dan mempersilakan dunia usaha memilih daerah mana yang akan mereka jadikan lokasi penyaluran dana CSR mereka. Kementerian PDT tidak mempunyai prioritas khusus daerah tertinggal mana yang harus diberikan bantuan dana CSR, hanya saja berharap penyaluran dana itu tidak terpusat di Jawa.Selain itu, potensi dana CSR yang begitu besar tersebut diharapkan bisa menyentuh ranah pembangunan yang tidak terlayani oleh pemerintah, misalnya pembangunan jalan poros desa. Ini jalan yang sangat vital bagi mobilitas kegiatan ekonomi desa tertinggal, namun tidak masuk dalam program di Kementerian Pekerjaan Umum. Atas dasar itu, CSR bisa masuk di situ.
Dana CSR, pada intinya, juga bisa disalurkan untuk kegiatan produktif di daerah tertinggal, misalnya untuk membantu usaha garam di Kabupaten Sampang, Madura. Dana CSR bisa disalurkan bagi kegiatan produktif seperti usaha garam tersebut dimana mampu pula menyerap tenaga kerja yang besar.Tentu, pembangunan daerah tertinggal semakin besar dimana tidak hanya mengandalkan dari APBN (walau harus ditambah dengan APBD), namun himbauan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal kepada para pengusaha besar (baik BUMN maupun BUMS) akan memperbesar proses percepatan penbangunan daerah tertinggal.
Meskipun para pengusaha mampu menyisihkan dana CSR-nya untuk pembagunan daerah tertinggal, namun mekanisme koordinasi pilihan daerah tertinggal yang akan dibangun itu hendaknya dilakukan antara dana APBN/APBD dengan dana CSR tersebut agar tidak terjadi tumpang tindih di dalam pelaksanaannya.Pembangunan daerah tertinggal yana pertama kali diutamakan adalah daerah yang diharapkan nantinya akan bisa dijadikan sebagai daerah-daerah yang mampu mengalami pertumbuhan yang tinggi, growth poles. Dengan daerah tersebut mampu bertumbuh tinggi, diharapkan daerah ini akan mampu menarik daerah-daerah tetangganya untuk bertumbuh lebih baik. ( HS )
Dikutip dari: http://bataviase.co.id

inflasi

PENGERTIAN INFLASI
Inflasi adalah Peningkatan tingkat harga umum dari barang dan jasa dalam periode tertentu.
Tipe Inflasi
Inflasi mungkin berakibat bertambahnya biaya produksi. Misalnya apabila harga bahan bakar naik, dan biaya transportasi untuk memproduksi barang pun naik. Perusahaan yang terbebani biaya lebih tinggi akibat biaya transportasi tinggi menaikkan harga pokoknya untuk menutupi biaya yang tinggi. Situasi ini ketika perusahaan menaikkan harga karena biaya juga naik disebut cost push inflation (inflasi biaya dorong). Begitu juga dengan demand pull inflation yang berarti apabila harga barang dan jasa tertariknaik karena adanya permintaan konsumen yang tinggi.Inflasi adalah Peningkatan tingkat harga umum dari barang dan jasa dalam periode tertentu.
Tipe Inflasi
Inflasi mungkin berakibat bertambahnya biaya produksi. Misalnya apabila harga bahan bakar naik, dan biaya transportasi untuk memproduksi barang pun naik. Perusahaan yang terbebani biaya lebih tinggi akibat biaya transportasi tinggi menaikkan harga pokoknya untuk menutupi biaya yang tinggi. Situasi ini ketika perusahaan menaikkan harga karena biaya juga naik disebut cost push inflation (inflasi biaya dorong). Begitu juga dengan demand pull inflation yang berarti apabila harga barang dan jasa tertariknaik karena adanya permintaan konsumen yang tinggi.




FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB INFLASI
Inflasi mengacu pada kenaikan harga yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Ada banyak penyebab inflasi, tergantung pada sejumlah faktor. Sebagai contoh, inflasi dapat terjadi ketika pemerintah mencetak kelebihan uang untuk menangani krisis. Akibatnya, harga akhirnya meningkat pada kecepatan yang sangat tinggi untuk bersaing dengan surplus mata uang.

Penyebab umum lainnya dari inflasi adalah kenaikan biaya produksi, yang menyebabkan kenaikan harga produk akhir. Sebagai contoh, jika bahan baku naik harganya, ini menyebabkan biaya produksi meningkat, yang pada gilirannya menyebabkan perusahaan menaikkan harga untuk menjaga keuntungan. biaya tenaga kerja / upah juga dapat menyebabkan inflasi.
Inflasi juga bisa disebabkan oleh pemberi pinjaman internasional dan hutang nasional. Negara meminjam uang, mereka harus berurusan dengan kepentingan, yang pada akhirnya menyebabkan harga naik. Nilai tukar juga dapat menyebabkan inflasi, karena pemerintah akan harus berurusan dengan perbedaan dalam impor / tingkat ekspor.

Perang pun juga sering menyebabkan inflasi, karena pemerintah harus mengembalikan uang yang dihabiskan dan mengembalikan dana yang dipinjam dari bank sentral. Perang sering mempengaruhi segala sesuatu dari perdagangan internasional untuk biaya tenaga kerja untuk permintaan produk, sehingga pada akhirnya selalu menghasilkan kenaikan harga.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2106207-faktor-faktor-penyebab-inflasi/#ixzz1MDT4bggQ

pengangguran

Pengertian Pengangguran Dan Jenis/Macam Pengangguran : Friksional, Struktural, Musiman & Siklikal
A. Arti Definisi Dan Pengertian Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
B. Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran
Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dar prosentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran kerja.
Tingkat Pengangguran = Jml Yang Nganggur / Jml Angkatan Kerja x 100%
C. Jenis & Macam Pengangguran
1. Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
2. Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
3. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang menanti musim durian.
4. Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
Tambahan :
Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.

kemiskinan dan ketimpangan pendapat

Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan
1. Kemiskinan
Kemiskinan sebagai gejala ekonomi sering dikaitkan dengan ethos kerja yang rendah,malas dan sifat boros. Pada dasarnya konsep kemiskinan dikaitkan dengan perkiraan tingkat income atau pendapatan dan kebutuhan. Kebutuhan dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum yang memungkinkan seseorang hidup secara layak. Jika tingkat income tidak dapat mencapai kebutuhan minimum maka orang atau keluarga itu disebut miskin. Tingkat income minimum itu merupakan pembatas antara keadaan miskin dan tidak
miskin, ini sering disebut garis kemiskinan (poverty line), dan dikenal sebagai garis. kemiskinan mutlak (absolute).
Ada pula yang disebut kemiskinan relatif, kemiskinan ini tidak ada garis kemiskinannya. Seseorang yang tinggal di kawasan elit, yang sebenarnya memiliki income sudah cukup mencapai kebutuhan minimum, tetapi incomenya masih jauh lebih rendah dari rata-rata income masyarakat sekitarnya. Orang atau keluarga tersebut merasakan dia masih miskin, karena kemiskinan relatif ini lebih banyak ditentukan oleh kondisi lingkungan.
Yang menunjukkan bahwa seseorang dikatakan miskin antara lain:
• Anaw, artinya orang-orang yang miskin rohani dan tertindas kehidupannya.
• Ebyon, artinya orang-orang pengemis yang sangat miskin.
• Dal, adalah orang-orang yang lemah materi dan jasmani.
Di abad I sesudah Masehi dikenal kelompok manusia:
• Honestiores, artinya orang-orang yang masuk dalam kaum bangsawan.
• Humiliores, adalah orang-orang kaum rendahan yang miskin, yang terdiri dari kaum miskin berutang dan dan golongan budak.

Indikator Kemiskinan
Garis kemiskinan ditentukan oleh kebutuhan minimum, kebutuhan minimum ini
dipengaruhi oleh:
1. Adat/kebiasaan/selera
2. Tingkat pembangunan
3. Iklim/lingkungan/daerah
4. Umur/jenis kelamin/suku
5. Status sosial.
Penyebab dan Jenis-jenis Kemiskinan
Penyebab kemisikinan sangat banyak, antara penyebab dan akibat sering berbalik
misalnya miskin disebabkan pendidikan rendah, juga pendidikan rendah disebabkan
miskin. Penyebab dan jenis-jenis kemiskinan belum ada yang baku atau standar, sering
terjadi tumpang tindih. Secara garis besarnya dapat diungkapkan antara lain :
1. Kemiskinan alami (natural) adalah kemiskinan yang disebabkan keadaan alam
suatu daerah yang miskin. Contohnya dulu di daerah Gunung Kidul yang
tanahnya/alamnya sangat miskin sehingga penduduknya banyak yang miskin.
Kemiskinan ini hanya dapat di atasi dengan bantuan dari luar daerah.
2. Kemiskinan budaya (kultural) adalah kemiskinan yang disebabkan kondisi sosial
budaya penduduk di daerah itu mendukung kemiskinan. Contoh di Nias karena
banyaknya pesta adat sehingga terjadi utang adat dan akhirnya mereka menjadi
miskin. Kemiskinan ini sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama untuk
diatasi.
3. Kemiskinan struktur (structural) adalah kemiskinan yang disebabkan keadaan
struktur pemerintahan, struktur pendistribusian fasilitas yang membuat suatu
daerah penduduknya menjadi miskin. Contoh, penduduk di luar Jawa banyak
miskin karena hasil minyak lebih banyak digunakan di Jawa.
Herman Suwardi mengungkapkan bahwa pada zaman kolonial Belanda di Jawa telah
terjadi industrialisasi pertanian (perkebunan tebu milik Belanda) yang dihimpitkan di atas
pola ekologi sawah (padi sawah rakyat). Himpitan ini disambut oleh petani sawah dengan
cara adaptasi mekanisme kalahkan diri sendiri, yang akhirnya menumbuhkan kemiskinan
bagi petani.
2. Ketimpangan Pendapatan
Ketimpangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi pendapatan masyarakat di
suatu daerah/wilayah pada waktu/kurun waktu tertentu. Kaitan antara kemiskinan dan
ketimpangan pendapatan ada beberapa pola yaitu:
1. Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi (tak ada miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya tinggi.
2. Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi (tak ada miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya rendah. (ini yang paling baik).
3. Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah (semuanya miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya tinggi.

moderenisasi pertanian

Modernisasi Pertanian
A.Pengertian Modernisasi
Modernisasi adalah suatu perubahan sosial yang bentuknya terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasannya disebut social planning. Perubahan ini mencakup banyak bidang-bidang. Tergantung bidang mana yang lebih diutamakan oleh masyarakat.
Modernisasi juga bisa diartikan sebagai perubahan masyarakat “tradisional” menuju masyarakat yang lebih “modern”. Terutama berkaitan dengan teknologi dan organisasi sosial. Teori modernisasi dibangun diatas asumsi dan konsep-konsep evolusi perubahan sosial merupakan gerakan yang searah (linier), progresif, dan berlangsung perlahan-lahan. Yang membawa masyarakat primitif menuju masyarakat yang lebih maju dari sebelumnya.

B. Pengertian Pertanian
Pertanian adalah perilaku manusia yang termasuk didalamnya adalah bercocok tanam, peternakan, perikanan, dan juga kehutanan. Sebagian besar masyarakat indonesia adalah petani. Sehingga sektor pertanian sangatlah kuat untuk dikembangkan di negara kita ini.
Atau juga bisa disebut sebagai pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih / bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk dan masih banyak lagi.
Perkembangan Pertanian
Pada sebagian besar Negara Sedang Berkembang, teknologi baru di bidang pertanian dan inovasi-inovasi dalam kegiatan-kegiatan pertanian meruapakan prasyarat bagi upaya-upaya dalam peningkatan output dan produktivitas. Ada 3 tahap perkembangan modernisasi pertanian yakni, tahap pertama adalah pertanian tradisonal yang produktivitasnya rendah. Tahap kedua adalah tahap penganekaragaman produk pertanian sudah mulai terjadi dimana produk pertanian sudah ada yang dijual ke sektor komersial, tetapi pemakaian modal dan teknologi masih rendah. Tahap yang ketiga adalah tahap yang menggambarkan pertanian modern yang produktivitasnya sangat tinggi. Modernisasi pertanian dari tahap tradisional menuju peranian modern membutuhkan banyak upaya lain selain pengaturan kembali struktur ekonomi pertanian atau penerapan teknologi pertanian yang baru.
Untuk lebih jelasnya, saya akan membahas 3 tahapan tersebut satu persatu dengan lebih terperinci.

I. Pertanian Tradisional
Dalam pertanian tradisional, produksi pertanian dan konsumsi sama banyaknya dan hanya satu atau dua macam tanaman saja (biasanya jagung atau padi) yang merupakan sumber pokok bahan makanan. Produksi dan produktivitas rendah karena hanya menggunakan peralatan yang sangat sederhana (teknologi yang dipakai rendah). Penanaman atau penggunaan modal hanya sedikit sekali, sedangkan tanah dan tenaga kerja manusia merupakanfaktor produksi yang dominan.
Pada tahap ini hukum penurunan hasil (law of diminshing return) berlaku karena terlampau banyak tenaga kerja yang pindah bekerja di lahan pertanian yang sempit. Kegagalan panen karena hujan dan banjir, atau kurang suburnya tanah, tindakan pemerasan oleh para rentenir merupakan hal yang sangat ditakuti para petani.

Pertanian tradisional bersifat tak menentu. Keadaan ini bisa dibuktikan dengan kenyataan bahwa manusia seolah-olah hidup diatas tonggak. Pada daerah-daerah yang lahan pertanianya sangat sempit dan penanaman hanya tergantung pada curah hujan yang tak dapat dipastikan, produk rata-rata akan menjadi sangat rendah dan dalam keadaan tahun-tahun yang buruk, para petani dan keluarganya akan meghadapi bahaya kelaparan yang sangat mencekam.
Dengan melihat keadaan diatas, jelas bahwa dalam keadaan yang penuh resiko dan serta tidak ada kepastian seperti itu, para petani merasa enggan untuk pindah dari teknologi tradisional dan pola pertanian yang telah berpuluh tahun dipahaminya ke sistem baru yang akan menjamin hasil produksi yang lebih tinggi, tetapi masih ada kemungkinan mengalami kegagalan waktu panen (mempertahankan hidup) daripada usaha untuk memaksimalkan produk pertanianya.

II. Tahap Pertanian Tradisional Menuju Pertanian Moderen
Mungkin merupakan suatu tindakan yang tidak realistik jika mentransformasikan secara cepat suatu sistem pertanian tradisional ke dalam sistem pertanian yang modern. Upaya untuk mengenalkan tanaman perdagangan dalam pertanian tradisional seringkali gagal dalam membantu petani untuk meningkatkan tingkat kehidupannya. Menggantungkan diri pada tanaman perdagangan bagi para petani kecil lebih mengundang resiko daripada pertanian tradisional murni karena risiko fluktuasi harga menambah keadaan menjadi lebih tidak menentu.
Oleh karena itu penganekaragaman pertanian( diversified farming) merupakan suatu langkah pertama yang cukup logis dalam masa transisi dari pertanian tradisional ke pertanian moderen. Pada tahap ini, tanaman-tanaman pokok tidak lagi mendominasi produk pertanian, karena tanaman-tanaman perdagangan yang baru seperti; buah-buahan, kopi, teh dan lain-lain sudah mulai dijalankan bersama dengan usaha pertenakan yang sederhana.
Kegiatan-kegiatan baru tersebut meningkatkan produktivitas pertanian yang sebelumnya sering terjadi pengangguran tak kentara. Usaha-usaha ini terutama sekali sangat diperlukan di sebagian besar negara-negara Dunia Ketiga, dimana angkatan kerja di pedesaan berlimpah agar bisa dimanfaantkan lebih baik dan efisien.
Sebagai contoh, andaikan tanaman pokok menggunakan tanah hanya sebagian waktu dalam setahun, maka tanaman-tanaman perdagangan bisa ditanam pada waktu-waktu yang senggang dan bukan hanya tanah yang menganggur tetapi juga memanfaatkan tenaga kerja yang ada dalam keluarga.
Keberhasilan atau kegagalan usaha-usaha atau mentransformasikan pertanian tradisional tidak hanya tergantung pada ketrampilan dan kemampuan para petani dalam meningkatkan produktivitasnya, tetapi juga tergantung pada kondisi-kondisi sosial, komersial dan kelembagaan.

III. Pertanian Modern
Pertanian modern atau dikenal juga dengan istilah pertanian spesialisasi menggambarkan tingkat pertanian yang paling maju. Keadaan demikian bisa kita lihat di negara-negara industri yang sudah maju. Pertanian spesialisasi ini berkembang sebagai respons terhadap dan sejalan dengan pembangunan yang menyeluruh di bidang-bidang lain dalam ekonomi nasional. Kenaikan standar hidup, kemajuan biologis dan teknologis serta perluasan pasar-pasar nasional dan internasional merupakan motor yang penting bagi pembangunan ekonomi nasional.
Dalam pertanian modern (spesialisasi), pengadaan pangan untuk kebutuhan sendiri dan jumlah surplus yang bisa dijual, bukan lagi tujuan pokok. Keuntungan komersial murni merupakan ukuran keberhasilan dan hasil maksimum perhektar dari hasil upaya manusia (irigasi, pupuk, pestisda, bibit unggul dan lain-lain) dan sumber daya alam merupakan tujuan kegiatan pertanian. Dengan kata lain seluruh produksi diarahkan untuk keperluan pasar. Konsep-konsep teori ekonomi seperti biaya tetap dan biaya variabel, tabungan, investasi dan jumlah keuntungan, kombinasi faktor-fakor yang optimal, kemungkinan-kemungkinan produksi yang optimum, harga-harga pasar, semuanya itu merupakan hal-hal yang sangat penting baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Pertanian modern (spesialisasi) berbeda-beda dalam ukuran dan fungsinya. Mulai dari jenis pertanian buah-buahan dan sayur-sayuran yang ditanam secara intensif, sampai kepada pertanian gandum dan jagung yang sangat besar seperti di Amerika Utara. Hampir semuanya menggunakan peralatan mekanis yang sangat hemat tenaga kerja, mulai dari jenis traktor yang paling besar dan mesin-mesin panen yang moderen. Keadaan atau gambaran umum dari semua pertanian moderen adalah titik beratnya pada salah satu jenis tanaman tertentu, menggunakan intensifikasi modal dan pada umumnya berproduksi dengan teknologi yang hemat tenaga kerja memperhatikan skala ekonomis (economic of scale) yaitu denga cara meminumkan biaya untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Untuk mencapai semua tujuan, pertanian moderen praktis tidak berbeda dalam konsep atau operasinya denga perusahaan industri yang besar. Sistem pertanian moderen yang demikian itu sekarang dikenal dengan agri-bisnis.

Kita telah mengetahui bahwa dalam hampir bagi semua masayrakat tradisional, pertanian bukanlah hanya sekedar kegiatan ekonomi saja, tetapi sudah merupakan bagian dari cara hidup mereka. Setiap pemerintah yang berusaha menstranformasi pertanian tradisional haruslah menyadari bahwa pemahaman akan perubahan-perubahan yang mempengaruhi seluruh sosial, politik dan kelembagaan masyarakat pedesaan adalah penting. Tanpa adanya perubahan-perubahan seperti itu, modernisasi pertanian tidak akan pernah bisa berhasil seperti yang diharapkan.
Daftar Pustaka:
www.google.com

kebijakan moneter


Pengertian dan Tujuan Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa moeneter (Bank Indonesia) untuk mempengaruhi jumlah yang beredar dan kredit yang pada akhirnya akan mempegaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.
Kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai stablisasi ekonomi yang dapat diukurdengan
a. Kesempatan Kerja
Semakin besar gairah untuk berusaha, maka akan mengakibatkan peningkatan produksi. Peningkatan produksi ini akan diikuti dengan kebutuhan tenaga kerja. Hal ini berarti akan terjadinya peningkatan kesempatan kerja dan kesehjateraan karyawan.
b. Kestabilan harga
Apabila kestablian harga tercapai maka akan menimbulkan kepercyaan di masyarakat. Masyarakat percaya bahwa barang yang mereka beli sekarang akan sama dengan harga yang akan masa depan.
c. Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran internasional yang seimbang menunjukkan stabilisasi ekonomi di suatu Negara. Agar neraca pembayaran internasional seimbang, maka pemerintah sering melakukan kebijakan-kebijakan moneter.

Kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediyaan uangsebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflansi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejaktera.Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai pinjaman uang terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1.    Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar
1.    Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
1.    Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
1.    Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
1.    Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
1.    Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah

Senin, 28 Februari 2011

KEBIJAKAN PEREKONOMIAN


Jika kita berbicara tentang perekonomian di indonesai. Yang akan terlintas di benakkita adalah kondisi dan keadaan ekonomi di Indonesia.
Dan pemerintah memiliki kebijakan  untuk menjaga atau memperbaiki kondisi perekonomian di Indonesia.
Yang pertama adalah kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal merupakan kebiajkan yang berkaitan dengan  Anggaran Pendapatan Belanja Negara  (APBN).
Kebijakan fiskal memiliki beberapa bentuk . salah satu bentuk kebijakan fiskal yang sedang marak adalah BLT.  Di dalam BLT tersebut memiliki masut dan tunjuan sendiri ya itu ada lah agar mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan meningkatkan pendapatan masyarakan. Daya beli pada suatu barang akan meningkat dan akan meningkatnya permintaan pada suatu barang , dan masyarakan meningkatkan produksi yang padaakhirnya akan memperbaiki kondisi perekonomian indonesai
Contoh lain dari kebijakan fisakl adalah proyek – proyek yang  di adakan oleh pemerintah. Seperti proyek pembanguna jalan . dan dalam proyek tersebut pemerintah membutuhkan tenaga kerja / buruh  untuk menyelesaikannya . dengan kata lain proyek  ini menyerap SDM sebagai tenaga kerja.  Hal ini membuat para tenaga kerja di situ memiliki tambahan pendapatan.dengan menambahnya pendapatan akan terjadi efek seperti BLT.
Kebujakan yang kedua adalah kebijakan moneter .  kebijakan moneter adalah kebijakan yang bertujuan mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Jjumlah uang yang beredar dapat di pengaruhi oleh Bank Indonesai . selain dengan langsung menembah atau mengurangi  jumlah uang yang beredar .
kebijakan moneter juga mengatur tentang giro wajib minimum, yaitu jumlah simpanan bank umum di Bank Indonesia yang merupakan sebagian dari titipan pihak ketiga. saat ini giro wajib minimum sebesar 8 % dari titipan pihak ketiga.
kebijakan moneter juga berpengaruh dalam perdagangan internasional dengan mengendalikan tarif ekspor impor. jika tarif impor naik, dorongan untuk impor berkurang. jika tarif impor turun, dorongan untuk ipmpor bertambah dan harga barang-barang impor menjadi lebih murah.

pembangunan ekonomi


Pembanguna ekonomi  adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pandapatan perkapital dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan di sertai perubahan dalam struktur ekonomi suatu Negara dan pemerintaha pendapatan bagi penduduk suatu Negara .

Pembanguna ekonomi tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi , dan pembangunanekonomi tidak lepas dari mendorongnya pertumbuhan ekonomi , dan sebalinya , pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
yang dimaksut pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujutkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu Negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GDP  nyata / riil di Negara tersebut . adanya pertumbukan ekonomi adalah suatu tanda adanya keberhasulan pembangunan ekonomi.
Ada beberapa faktor  yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada nyatanya  faktor-faktor tersebut dapat  di kembangkan menjadi dua  yaitu  faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya alam yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah,keadaan iklim, hasil hutan , tambang dan hasil laut sangat mempengaruhi pertumbuhan indusri suatu Negara , terutama dalam hal penyediyaan bahan baku produksi..
Sementara itu , keahlian atau  kewirausahan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam . manjadi sesuatu yang memiliki  nilai lebih tinggi/ disebut peoses produksi.
Sumber daya manusia juga menentukan kebarhasilan pembangunan nasional . jumlah penduduk yang banyak memiliki potensi keberhasulan dalam memesarkan hasil-hasil produksi . sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.